Kakak Prabowo Kesal Kota Manado Dijubeli Baliho Ganjar-Mahfud, Gerindra Sulut Terancam Evaluasi

MANADO, mejahijau.com – Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo dan Maryani Djojohadikusumo tampak senang berkesempatan tatap muka dengan puluhan tim relawan Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara (Sulut).

Hal itu tampak dari raut muka berseri-seri dua kakak perempuan Prabowo Subianto itu saat pertemuan dengan puluhan tim relawan Prabowo-Gibran di Jalan 17 Agustus, Teling Atas, Manado, Sabtu, (13/01/2024).

“Senang bisa ketemu di sini. Kehadiran kita tidak lain untuk memenangkan Prabowo-Gibran,” ucap Biantiningsih, kakak tertua Prabowo Subianto dan Hashim Djojohadikusumo.

Hanya saja, lanjut Biantiningsih, sepanjang jalan yang dilewatinya penuh dengan baliho capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

“Saya lihat sepanjang jalan dari Amurang sampai Manado banyak atribut dari merah. Baliho Gerindra kurang!,” ungkapnya.

Kekesalan kakak perempuan Prabowo Subianto itu sedikit terhibur oleh penjelasan salah satu pimpinan relawan saat diberi kesempatan berbicara.

Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo bersama Simon Mantiri dan Maryani Djojohadikusumo saat tatap muka dengan tim relawan Prabowo-Gibran di Manado.

“Apa yang Ibu Biantiningsih lihat bahwa di jalan-jalan terlihat banyak atribut capres-cawapres merah, itu memang benar. Tetapi di dada rakyat adalah Prabowo-Gibran,” katanya diikuti tepuk tangan riuh.

Tatap muka dua kakak perempuan Prabowo-Hashim ini terungkap bukan hanya kurangnya atribut baliho Prabowo-Gibran tetapi juga kaos terbilang sangat minim.

Relawan Kipra (Kita Prabowo) Provinsi Sulut yang diketuai Berty W Togas didampingi Sekretaris Kipra Sulut Vanny Loupatty mengungkapkan beberapa hal termasuk minimnya atribut Prabowo-Gibran di Kota Manado dan sekitarnya.

BERITA TERKAIT: 2 Kakak Perempuan Prabowo Subianto Gelar Bakti Sosial di Sulawesi Utara.

“Sampai sekarang Kipra Sulut sudah menyalurkan sekitar 20-ribuan kaos bergambar Prabowo Presiden dan juga baliho kepada masyarakat,” ungkapnya bahwa atribut tersebut berasal dari Mayjen (Purn) Yulius Selvanus Komaling.

Namun ketersediannya masih kurang karena keinginan masyarakat memiliki kaos dan baliho Prabowo Subianto terbilang sangat besar.

Mantan Anggota DPRD Kabupaten Minahasa Utara (Minut) ini juga mempertanyakan Dewi Sigar yang berniat maju calon legislatif dapil Tomohon-Minahasa namun tak terakomodir oleh Partai Gerindra.

Lebih menggelitik ketika tokoh Nusa Utara, Sem Makaluase memperoleh kesempatan memegang mic untuk menyampaikan unek-uneknya.

Di hadapan dua kakak Prabowo Subianto ia paparkan panjang lebar sederet persoalan di tubuh partai lambang kepala garuda di Sulut jelang Pilpres 2024 ini.

Soal tak terakomirnya Dewi Sigar maju caleg, ditanggapi serius oleh Biantiningsih bahwa dirinya sudah berupaya maksimal namun tak membuahkan hasil.

“Saya sudah berusaha menyurat ke DPD Partai Gerindra Sulut, tetapi (usaha saya) tidak ditanggapi pengurusnya,” ungkap Biantiningsih yang notabene dari Dewan Pembina DPP Partai Gerindra.

Setelah Pilpres 14 Februari, kata Biantiningsih, kinerja sejumlah pengurus DPD-DPD Gerindra sedianya akan dievaluasi.

Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo adalah kakak tertua dari empat bersaudara dari Maryani Djojohadikusumo, Prabowo Subianto, dan Hashim Djojohadikusumo.

BERITA TERKAIT: 40-an Pimpinan Ormas-LSM serta Pemuka Adat Minahasa Disambut Hangat Prabowo Subianto

Ia adalah istri dari Sudrajad Djiwandono, mantan Gubernur Bank Indonesia era pemerintahan Presiden Soeharto.

Hadir saat tatap muka dengan puluhan tim relawan Prabowo-Gibran, antaranya Ketua Kesira Sulut dr Jimmy Waworuntu, Ketua Kesira Pusat dr Benny Oktavianus SpP, Simon Mantiri, bersama tim dari Jakarta.

Kunjungan Biantiningsih dan Maryani ke Kota Manado bertujuan untuk melakukan bakti sosial berupa pengobatan gratis dan pertemuan keluarga Sigar-Maengkom di Langowan dan Tondano.(*/tr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *