BPJN Sulut Vs LSM Inakor Baku Tuding Pekerjaan Proyek di Desa Lobong

MANADO, mejahijau.com – BPJN Sulut Vs LSM Inakor baku tuding soal longsor di Desa Lobong, Kabupaten Bolmong.

Balai Pelaksana Jalan Nasional Sulawesi Utara (BPJN Sulut) menepis tudingan adanya pembiaran penanganan longsoran di ruas desa tersebut.

Menariknya, BPJN Sulut juga membantah selentingan soal nyambi kelola pertambangan tanpa izin (PETI) di tebing mengandung batuan emas di ruas jalan.

Klarifikasi disampaikan Kepala BPJN Sulut, Hendro Satrio pada konferensi pers di kantor berlamatkan Jalan Raya Manado-Bitung, Senin (12/09/2022).

Hendro dengan tegas membantah tudingan BPJN Sulut nyambi tambang tanpa izin di sekitar lokasi proyek sebagaimana informasi yang diterimanya.

“Kami tidak tertarik. Justru saya baru tahu istilah PETI ini dari teman-teman wartawan,” katanya sembari tersenyum.

Di ruas jalan Desa Lobong, Hendro Satrio mengatakan, pihaknya tengah serius menangani longsoran tanah campur bebatuan. Hal itu utama dilakukan karena menyangkut keselamatan pengguna jalan serta masyarakat sekitar.

“Longsoran terjadi karena musim hujan. Kami sedang melakukan proses cutting dengan memakai excavator,”ucap Hendro.

Lanjut dia, BPJN Sulut juga akan membuat terasering kemudian memasang DPT (dinding penahan tanah) dengan mengggunakan batu penahan longsoran.

Lelaki murah senyum ini menjelaskan pekerjaan di Desa Lobong masa kontraknya sampai dengan 31 Desember  2022 mendatang.

Dia sudah meminta anakbuahnya yakni Satker dan PPK bersama kontraktor pelaksana untuk bekerja serius sesuai waktu yang ditentukan.

Sebelumnya Ketua LSM Inakor Sulut Rolly Wenas menyindir soal tak profesionalnya BPJN Sulut di ruas jalan proyek di Desa Lobong.

Hal itu setelah Rolly Wenas dan tim-nya tinjau langsung proyek di desa penghasil buah nenas yang terbilang lesat itu.

“Saya tegaskan BPJN Sulut tidak profesional karena pekerjaan di ruas jalan Desa Lobong terhenti tanpa informasi yang jelas,” tandas aktivis anti korupsi ini.

Koordinator Wilayah Indonesia Timur LSM Inakor menambahkan, dampak terhentinya pekerjaan jadi ancaman serius keselamatan pengguna jalan serta masyarakat setempat.

Rolly Wenas perlihatkan foto serta video yang ambilnya saat terjun ke lokasi proyek. Jika hujan rawan longsor, jalanan menjadi licin, dan itu sangat membahayakan.

“Kalau hujan jalan licin, dan saat musim panas jalan berdebu luar biasa,” ungkapnya.

Menariknya, Rolly Wenas Cs mencurigai excavator milik BPJN Sulut yang mengeruk bebatuan mengandung biji emas di lokasi longsoran.(*tim redaksi)