MENGEJUTKAN! Ini Klarifikasi Direksi PD Pasar Manado Soal Dugaan Minim Terobosan

MANADO, mejahijau.com – Pemberitaan soal minimnya terobosan jajaran direksi PD Pasar Manado, ditepis Direktur Utama (Dirut) Roland Roeroe, Rabu, 06 April 2022.

Dengan tegas Roland Roeroe membantah, bahwa sebaliknya manajemen PD Pasar Manado justru banyak terobosan semenjak jajaran direksi dilantik Senin, 17 Mei 2021 lalu.

Adapun jajaran Direksi PD Pasar Manado dilantik Sekretaris Kota (Sekot) Manado Michlear Lakat atasnama Walikota Manado Andrei Angouw (AA).

Mereka yang dilantik, yakni, Roland Roeroe (Direktur Utama), Lucky Senduk (Direktur Umum), Jeffrie Salilo (Direktur Pengembangan), Irving Kurniawan Biki (Direktur Operasional).

“Tidak benar kalau ada pihak yang mengatakan Direksi PD Pasar Manado minim terobosan apalagi klaim nihil terobosan,” tandas Dirut Roland Roeroe didampingi Dirum Lucky Senduk.

Kata Roeroe, PD Pasar Manado justru mengalami perubahan-perubahan, dan sangat jauh dibanding dengan manajemen lama. “(Kalau) direksi lama penataan kantor saja tidak terarur. Ruangan penyimpanan berkas saja tidak ada. Ruang rapat tidak ada!, ruang para direksi kurang tertata. Kalau manajemen sekarang, kekurangan-kekurangan itu sudah ditutupi semenjak kantor PD Pasar Manado pindah ke shooping center,” kata Roland Roeroe.

Lanjut dikatakam, sekarang ini manajemen menerapkan sistem kerjasama bagi hasil (KBH). Kalau Anies Baswedan dengan program perumahan 0 rupiah, PD Pasar Manado juga punya program tersendiri.

“Kalau Anies dengan program perumahan 0 rupiah, maka PD Pasar Manado punya program ruko 0 persen, artinya tanpa uang sewa,” jelasnya.

Terobosan lain, kata dia, hak pensiun mantan karyawan terkantung-katung tak dibayar semenjak tahun 2017 silam. Tetapi manajemen baru Direksi PD Pasar Manado yang dipimpinnya, hak para mantan karyawan (pensiunan) sudah berhasil terbayarkan.

“Pensiun torang so bayar dorang pe hak-hak,” tandas Roeroe dengan dialek Manado.

Selain itu, selama ini penagihan di pasar-pasar menggunakan sistem mandor, maka sekarang ini sudah tidak lagi.

“Sistem mandor sudah dihapus. Sekarang sudah menjadi kantor dan dipimpin oleh manajer,” katanya.

Dia juga menyebut soal Pasar Bobo Bailang, Pasar Pandu, Pasar Tamara Mapanget yang tak mampu dimasukan ke dalam daftar pasar yang dikelola oleh manajemen lama PD Pasar Manado.

“Terhitung 21 tahun sejak PD Pasar Manado berdiri, pasar-pasar itu tidak dapat dikelola. Tetapi setelah kami masuk,  Pasar Bobo, Pasar Pandu, Pasar Tamara sudah masuk ke dalam daftar pasar yang dikelola PD Pasar Manado sekarang,” ungkap Roland Roeroe.

Hal-hal seperti yang diungkapkannya, kata Roland, itu pertanda bahwa manajemen PD Pasar Manado sudah melakukan perubahan-perubahan serta terobosan-terobosan kontruktif untuk memajukan BUMD yag dipimpinnya.

“Bukti-buktinya kan sudah jelas, bahwa direksi berupaya keras melakukan perubahan melalui terobosan-terobosan baru. Jadi tidak benar soal tudingan PD Pasar tidak ada terobosan,” sergah Roland dengan nada tinggi.

Sebelumnya diberitakan soal orang dekat kekuasaan di Kota Manado yang menyebut, Walikota Andrei Angouw dan Wakil Walikota Richard Sualang sempat pusing dan uring-uringan memikirkan apa maunya jajaran Direksi PD Pasar Manado.

01 & 02 Kota Manado dikabarkan berjam-jam pernah membicarakan eksistensi PD Pasar Manado yang hampir satu tahun dipercaya namun belum jua membawa perubahan signifikan.

Keduanya berharap, direksi PD Pasar Manado yang memayungi harkat hidup orang banyak menelorkan terobosan-terobosan lebih manusiawi dan tak menjadi beban kas daerah.

“Jangan sampai menjadi beban kas daerah, tetapi dapat memberikan sumbangan terhadap PAD,” ungkapnya.

Terhitung 10 bulan sejak dilantik, Roland Roeroe (Direktur Utama), Lucky Senduk (Direktur Umum), Jeffrie Salilo (Direktur Pengembangan), Irving Kurniawan Biki (Direktur Operasional), dinilai belum mampu membuat kebijakan yang sesuai visi-misi Andrei-Richard yang populer dengan jargon AARS.

“Sejak dilantik tidak ada perubahan signifikan. Bahkan masalah di tubuh manajemen PD Pasar Manado justru semakin rumit saja,” ungkap aktivis anti korupsi Rolly Wenas kepada redaksi mejahijau.com, baru-baru ini.

Ia merunut perubahan dimaksud, yakni soal gaji karyawan, revitalisasi pasar, sampah, keamanan, parkiran, sewa kontrak kios dan gedung (asset), ketidakteraturan sirkulasi keuangan, kerja karyawan tak sesuai SOP, serta sejumlah masalah lainnya.(vanny/tim redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *