Embo Helmud Mangkat, Keluarga Ikhlas Tak Salahkan Siapa-siapa

TAHUNA, mejahijau.com – Heboh, kematian Helmud Hontong, Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara, dikait-kaitkan dengan masalah tambang. Isu tersebut hingga viral di beberapa media nasional saat ini.

Embo sapaan akrab almarhum meninggal di atas pesawat Lion Air, Rabu 09 Juni 2021 saat transit di Kota Makassar. Kematiannya oleh pihak tertentu dikait-kaitkan dengan sikap Embo Helmud yang terbilang getol menolak eksploitasi tambang oleh PT TMS.

Hanya saja, pihak keluarga justru tidak mendukung bahkan tak ingin meresponi berbagai seliweran isu yang kian menjamur.

“Kalau terkait pertanyaan berita dibeberapa media yang dikaitkan dengan masalah tambang, harusnya media itu yang mengklarifikasinya. Sebab kami pihak keluarga sudah mengikhlaskan kematian Embo dan tidak menyalahkan siapa-siapa,” tandas Greina Simon, ponakan Embo Helmud saat jumpa pers di ruang rapat Mapolres Sangihe, Sabtu, 08 Juni 2021.

Begitupun disentil soal outopsi yang perlu dilakukan guna penelusuran kematian Helmud Hontong, pihak keluarga terkesan tak menghendakinya.

“Kami keluarga sudah ikhlas dengan kematian Embo. Kalaupun dilakukan outopsi lalu Embo hidup kembali, akan kami lakukan. Tetapi saat ini Embo sudah tiada sehingga tidak perlu dioutopsi. Tetapi diamini saja bahwa ini jalan Tuhan untuk Embo,” ucap Greina.

Sememtara itu, Kapolres Kepulauan Sangihe AKBP Tony Budhi Susetyo SIK yang turut hadir sekaligus memfasilitasi jumpa pers mengingatkan pers dan masyarakat tidak berbicara dengan opini karena sangat berbahaya.

“Saya mohon dengan sangat rekan-rekan pers ikut membantu menjaga situasi agar tetap kondusif. Jangan berbicara dengan opini sendiri, itu sangat berbahaya. Selain itu akan merugikan kita semua yang ada di sini,” tegas Tony.

Lanjut dikatakan, kepentingan-kepentingan oknum tak bertanggung jawab dengan menyebar isu, jangan sampai nanti membentur-benturkan pihak keluarga dengan orang lain atau orang lain memanfaatkan situasi sekarang ini terjadi karena ini sangat berbahaya. “Kami atas nama Polri di Kepulauan Sangihe, siap apabila dibutuhkan oleh keluarga,” pungkas AKBP Tony Budhi Susetyo.(gustaf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *