Siklon Surigae Luluhlantakkan Kepulauan Sangihe

TAHUNA, mejahijau.com – Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan wilayah paling utara di provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Negara Philipina. Pagi ini, Senin, 19 April 2021 sekitar pukul 09.00 Wita, hampir seluruh wilayah laut kepulauan Sangihe dihantam angin kencang disertai hujan dan gelombang tinggi.

Badai ini menyebabkan sejumlah wilayah mengalami pemadaman listrik akibat pohon tumbang menimpa kabel jaringan listrik. Seperti kejadian di Kelurahan Soataloara 1, aliran listrik terhenti ke wilayah Tahuna Barat sampai Tabukan Utara bahkan berdampak sampai kecamatan Manganitu, Tabukan Selatan Selatan, dan Tamako.

”Sementara petugas melakukan penormalan di sejumlah lokasi yang mengalami gangguan jaringan akibat pohon tumbang,” kata Montekarlo Mangero, Manager unit layanan pelanggan Petta PLN Cabang Sangihe.

Dijelaskannya, diwilayah Kecamatan Tahuna Timur kelurahan Enengpahembang adanya pohon tumbang ke ruas jalan sehingga tak bisa dilewat kendaraan.

“Petugas kami mengalami kendala untuk melakukan pelacakan, akibat jalan tertutupi oleh pohon yang tumbang. Namun kami sementara upayakan untuk mengatasinya sehingga pasokan listrik di kepulauan ini tetap normal ditengah badai,” kata Mangero.

Dampak dari badai tersebut juga terlihat di pesisir pantai sepanjang kota Tahuna. Ombak mencapai 2–4 meter sehingga menyulitkan kendaraan yang lalu lalang di jalur Boulevard. Selain itu, perahu para nelayan terancam rusak karena hantaman ombak besar.

Berdasarkan pantauan dan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bahwa Bibit siklon tropis di utara Papua saat ini telah berkembang menjadi Siklon Surigae akibatnya terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah Sulawesi Utara.

Diperkirakan badai akan berkembang menjadi badai tropis kuat dan bahkan typhoon.

Sehingga Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengeluarkan himbauan nomor 360/21.2467 BPBD tentang kesiagaan terhadap Siklon Tropis dimana warga masyarakat untuk waspada dan hati-hati mengingat angin kencang, hujan lebat, banjir bandang, tanah longsor dan gelombang tinggi yang ditimbulkan badai siklon. 

Sementara itu kepala BPBD Rivo Pudihang ditemui wartawan menjelaskan, dari data sementara yang dihimpun terdapat 21 rumah rusak berat dan rusak ringan tersebar di beberapa kecamatan di Kepulauan Sangihe.(gustaf) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *