Nasdem Kian Populer, Salah Figur ‘Ancor Panggal-Panggal

TONDANO, mejahijau.com – Simpati masyarakat terhadap partai Nasdem besutan Surya Paloh, kian hari terus melonjak drastis. Kepiawaian Partai Nasdem sudah teruji melalui Pemilihan Legislatif 2019. Nasdem berhasil menyabet dua kursi legislatif di DPR RI Senayan, Jakarta.

lebih khusus ketika memasuki momentum Pilkada serentak di sejumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara.

Desakan arus bawah untuk kompak dan bersatu mematahkan niat partai berlambang kepala banteng untuk kembali berkuasa terus digaungkan.

Namun dikabarkan langkah Partai Nasdem pasca menyerahkan Surat Keputusan (SK) kepada calon Gubernur Vonnie Anneke Panambunan (VAP), menyurutkan perjuangan simpatisan arus bawah, pasalnya mereka mewarning andaikan salah memilih figur NasDem Sulut dipastikan kalah.

Apalagi sudah bukan rahasia umum beberapa partai besar telah menentukan keputusan mengusung jagoannya pada perhelatan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut Rabu, 09 Desember 2020.

PDIP dengan jumlah 18 kursi memastikan jauh hari sebelumnya memasuki tahapan Pilgub telah menduetkan kembali Ketua DPD PDIP SULUT Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) yang juga notabene sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut saat ini.

Sedangkan Golkar dengan jumlah 7 kursi sudah pasti mengusung Ketua DPD Partai Golkar Sulut yang juga sebagai Bupati Minahasa Selatan 2 periode Christiany E. Paruntu (CEP), berpasangan dengan Ketua DPW PAN Sulut Sehan Landjar yang biasa disapa Eyang.

Lain halnya dengan Partai Nasdem dengan jumlah 9 kursi tanpa koalisi bisa mengusung langsung Cagub, meski sejauh ini baru sebatas memberi rekomendasi kepada Bupati Minut Vonnie A. Panambunan (VAP).

Kendati VAP diberi kepercayaan mencari Cawagub tapi hingga kini belum diinformasikan siapa sosok yang akan pendampingnya sebagai Wakil Gubernur.

Kemudian bagi Partai Demokrat jumlah 4 kursi telah memberikan Surat Tugas kepada dr. Elly E. Lasut, ME (E2L) Bupati Kepulauan Talaud terpilih yang dilantik langsung oleh Mendagri segera menghimpun koalisi dengan partai lain agar bisa mengusung dirinya sebagai Calon Gubernur.

Peluang E2L terbuka lebar mengingat Partai lain yang memiliki kursi di Deprov Sulut masing-masing Gerindra 2 kursi, PKS 1 Kursi, PKB 1 Kursi dan PSI 1 kursi belum menyatakan sinyal ke partai yang sudah mengumumkan figurnya.

Hingga berbagai spekulasi, analisis dan opini pun berkembang di kalangan warga Sulut, seperti yang disampaikan Grace profesi Ibu Rumah Tangga (IRT) 51 tahun asal Langowan, Minahasa.

Menurut Grace, semua partai menjagokan pilihannya masing  masing. Meski begitu perlu diingatkan, figur yang diusung sangat menentukan minat warga memilih dan memberikan hak suaranya.

“Bukan hanya melihat dari partainya tapi dilihat dari figurnya dan menjadi tanda awas bagi para Petinggi Partai dalam menentukan pasangan calon jangan asal pasang, figurnya harus benar” tegasnya.

Lanjut dikatakan, kalau Partai Nasdem ingin menang dan menjadi lebih besar perhatikan kemauan arus bawah jangan hanya karena memiliki financial kuat lantas di usung padahal tidak memiliki Visi Misi yang jelas serta tingkat elektabilitas jauh dibawah standar.

“Financial memang diperlukan apalagi di saat seperti ini, masyarakat berhadapan dengan pandemi covid-19 yang terus meningkat tanpa henti di sulut. Tapi yang terpenting adalah cara ide dan gagasan serta Visi dan Misinya harus jelas dan benar pro rakyat,” tukasnya menggebu-gebu.

Ditambahkan dengan logat Manado, kalo calon kase doi torang ambe noh mar belum tentu mo pilih pa dorang nanti. Torang bapilih sesuai hati nurani apalagi rakyat saat ini sudah cerdas dan kritis dalam memilih.

“Rakyat bosan dengan figur yang penuh janji apalagi hanya mengandalkan keuangan seperti membagi-bagikan uang di jalan jalan atau tempat tempat umum kepada warga yang lewat agar memperoleh simpati. Ini figur yang tidak mendidik dan merusak moral rakyat,” ungkap Grace.

Dilain pihak Wellem 48 tahun warga Tondano berkata, Partai pemilik kursi di Deprov seharusnya bersatu berkoalisi juga selektif mengusung calon apalagi menghadapi calon yang diusung petahana pernah memimpin 1 periode dan pertarungan Pilgub Sulut kali ini adalah harga diri Partai.

Sejatinya bagi Wellem jika calon nanti resminya lebih dari 2 pasang, maka di atas kertas ODSK melaju sebagai pemenang Pilgub Sulut 2020 sebab incumbent terlalu tangguh jika lebih dari dua Paslon.

“Hanya Nasdem yang bisa mengalahkan Banteng itu pun dengan catatan calon Gubernur yang diusung Elly Lasut (E2L),” sembur Wellem.

Baginya, figur sekaliber Elly Lasut (E2L) di Nasdem tidak diragukan cara berpolitiknya, memiliki basis masa militan loyalis terstruktur di setiap Kabupaten/Kota dan terbukti menghantarkan anaknya Hillary Brigitta Lasut (HBL), melaju ke Senayan (anggota DPRRI termuda Se-Indonesia).

“HBL lolos ke senayan tanpa membagi-bagikan uang ke masyarakat untuk mengajak rakyat memilih, suaranya merata dan ada di setiap Kabupaten/Kota, dan ini tak berbeda dengan figur ayahnya E2L memiliki Visi Misi jelas yang menyentuh rakyat kecil,” papar Wellem meyakinkan.

Figurnya harus benar teruji Low Profil di sukai rakyat bahkan mampu membuktikan bahwa dirinya layak dan unggul lewat survey walau tanpa baliho terpasang di seluruh pelosok desa.

“Saya pastikan bila Nasdem memilih Figur tidak sesuai keinginan rakyat maka Pilgub Sulut 2020 Partai Nasdem 100% kalah telak,” pungkasnya.(herdy/ferry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *