Cinta dan Harapan di Tengah Pandemik

[Penulis: Oktavianus Maradia, ST MCS.IBO]

CORONA Virus mengakibatkan 7 milliar lebih orang di muka bumi ini merasa ketakutan, panik dan stres. Ekonomi dunia mengalami perlambatan terparah sepanjang sejarah, terjun payung depresiasi pasar global sampai didasar perekonomian terendah, krisis sandang-pangan sudah mulai dirasakan diberbagai negara, semua sektor usaha banyak mengalami defisit bahkan bangkrut karena tidak bisa lagi beroperasi dan berproduksi.

Ternyata dunia yang diselimuti oleh 200 lebih negara tidak sigap dalam menghadapi “Perang Biologi” yang selama ini hampir setiap negara tidak pernah membicarakannya, bahkan tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Lihat saja dalam pertahanan keamanannya, negara-negara di dunia malahan hanya terfokus pada sistem alutsista perang di udara, laut dan darat serta perang teknologi nuklir dan hidrogen nan moderen yang menggelontorkan dana negara mencekik leher sampai triliunan dollar amerika. Kita bahkan tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu yang bisa membunuh umat manusia dimuka bumi ini secara masal dan masiv dalam waktu sesingkat-singkatnya yaitu super patogen virus corona n-CoV 2019.

Namun walaupun demikian, sambil berdoa berharap Kuasa Tuhan Semesta Alam, seiring berjalannya waktu masih ada satu lagi harapan kita, pahlawan terakhir, ibarat pasukan artileri yang bertempur dari kejauhan dalam seni berperang seperti yang kita ketahui; merekalah para ilmuwan scientist dan teknologi mikrobiologi, virologi dan ilmuwan patogen. Merekalah yang nantinya akan menemukan vaksin penawar dari virus bermahkota itu.

Seperti kita ketahui bersama bahwa berdasarkan uji science dan teknologi, pandemik ganas itu sampai hari ini terus saja memakan korban tak memandang rupa, setiap hari terus bertambah, entah bagaimana, akankah pandemik ini segera berakhir? Jawabannya “ya badai pasti berlalu”. Banyak orang telah meyakini bahwa akan ada penemuan termulia dan terhebat di tahun 2020 bagi siapa saja, organisasi dan negara mana saja yang dengan segera bisa membuat vaksin obat penawar dari COVID19 yang tentunya di dukung langsung oleh pemerintah di negaranya baik dalam hal pendanaan finansial, pengawalan dan pengamanan serta didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten serta profesional dibidangnya.

Karena COVID19, teruntuk saudara kita yang sudah pergi mendahului dialam baka, teruntuk saudara kita yang sedang terbaring bertahan dirumah sakit akibat pandemik itu, teruntuk tenaga medis dan para pahlawan kemanusiaan yang hari ini sedang berjuang mempertaruhkan nyawa mereka, seakan pandemik itu tak ada habisnya. Namun yakinlah bahwa VAKSIN ANTI VIRUS CORONA merupakan hadiah terindah dan termulia bagi kalian, terlebih bagi kita semua umat manusia dimuka bumi ini.

Akhir kata, sambil menunggu sesuatu itu, marilah kita bersama-sama mengikuti imbauan pemerintah, menuruti protokol kesehatan mengenai kekarantinaan dan kedaruratan kesehatan, keluar rumah apabila mendesak dan berdiam diri dirumah adalah jauh lebih baik. Bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah, jangan membuat berita bohong atau bahan candaan mengenai COVID19 karena negara ini dalam keadaan bencana nasional non alam serta darurat internasional. Semoga saja kita selalu dituntun oleh yang Maha Kuasa dalam setiap aktifitas kita sepanjang hari.

[Menurut WHO, penamaan Corona Virus atau n-CoV 2019 menjadi COVID19 dikarenakan n-CoV 2019 meningkat statusnya dari wabah di negara Tiongkok menjadi pandemik seiring penyebarannya lebih dari 100 negara didunia].

[Novel Corona Virus Disease 2019 atau disering disebut COVID19 adalah pneumonia syndrome atau penyakit pernapasan akut menular yang disebabkan oleh infeksi n-CoV 2019 didalam tubuh manusia]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *