Kantor BPN Manado Terancam Didemo Ormas Adat Brigade Manguni Indonesia

MANADO, mejahijau.com – Pelayanan super lamban dilakoni Badan Pertanahan Nasional (BPN) Manado. Seorang warga Kelurahan Molas Kecamatan Bunaken, mengeluh hampir dua tahun mengurus sertifikat hingga kini tak kunjung selesai.

“Bukti setoran sudah dibayarkan sejak tanggal 09 April 2018 lalu. Awalnya petugas BPN Manado beralasan masih ada masalah soal batas yang belum ditanda-tangani. Namun ternyata cuma alasan yang dibuat-buat,” ungkap Freddy Turalaki, warga Kelurahan Molas, Rabu, 02 September 2018.

Kepada mejahijau.com, Didi sapaan akrabnya mengatakan, sebegitu lamanya pengurusan sertifikat di BPN Manado dipicu ulah oknum di BPN Manado yang beralasan Jemmy Binsar tidak mau menandatangani batas tanah dengannya.

“Setelah saya cek, ternyata oknum di BPN Manado itu bohong. Sebab ketika saya minta tanda-tangan, justru langsung dilayani. Dan mereka mengaku tidak pernah didatangi orang BPN Manado untuk meminta persetujuan batas tanah,” cetus Didi geram.

Dijelaskannya, melalui surat perintah setor nomor berkas permohonan 4566/2018 atas nama istrinya Freyti Sintya Ransaleleh telah menyetor sejumlah uang sebagai syarat.

Setoran dana terinci untuk pengukuran dan pemetaan tanah Rp 442 ribu, pelayanan pendaftaran tanah Rp50 ribu, dan pelayanan pemeriksaan tanah Rp415 ribu, yang kesemua totalnya Rp 910.000.

“Sudah satu tahun lebih belum ada tindak lanjut. Bayangkan berapa banyak masyarakat yang dipersulit oleh BPN Manado. Padahal Presiden Jokowi berkali-kali menegaskan reformasi birokrasi di BPN,” tandas Didi kesal.

Dalam waktu dekat, sesepuh Brigade Manguni Indonesia (BMI) ini berjanji akan mendatangi kantor BPN Manado dan menanyakan ihwal lambannya pengurusan sertifikat.

“Saya akan datangi kantor BPN Manado. Dan saya akan meminta pertanggungjawaban sebegitu banyaknya keluhan masyarakat yang saya temui,” tandasnya bahwa daftar keluhan masyarakat ada puluhan.

Ditanya soal kemungkinan kedatangannya akan melakukan demo besar-besaran di BPN Manado bersama pasukan khusus Brigade Manguni Indonesia, Didi Turalaki tak menampiknya.

“Pokoknya kita lihat saja nanti,” pungkasnya.(arya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *