‘Kotori’ Kampus, Rektor Unima dan Politisi Nasdem Didesak Pencopotan

TONDANO, mejahijau.com – Dinilai telah mengotori Kampus Universitas Negeri Manado (Unima), politisi Partai Nasdem Felly Estelita Runtuwene mendapat kecaman keras. Menariknya tak hanya Felly, bahkan Rektor Unima Prof DR Julyeta Paulina Amelia Runtuwene MS juga tak luput dari kritik pedas mahasiswa kampus tersebut.

Keduanya dikritik melalui aksi demo Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) di Kampus Unima, Selasa (29/01/2019). Mereka menduga ada penyusupan lewat kampanye politik dari Partai Nasdem yang dilakukan politisi Felly Estelita Runtuwene, calon legislatif (Caleg) DPR RI.

Seperti diketahui, pada pembekalan peserta KKN yang digelar di Auditorium Unima, Senin (28/01/2019), dihebohkan adanya pembagian pulpen dan jam dinding berlogo Partai Nasdem lengkap dengan nama dan nomor Caleg Felly Estelita Runtuwene.

Felly saat itu didaulat sebagai salah satu pemateri pada pembekalan ribuan mahasiswa yang akan dilepas untuk melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Tak terima Kampus Unima disusupi politik praktis Partai Nasdem, para mahasiswa menolak keras melalui demonstrasi. Mereka mengacung-acungi kertas kartun bertuliskan berbagai kalimat protes terhadap Rektorat Unima.

Mahasiswa meminta Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) RI menindaki tegas dan mengusut tuntas pengotoran kampus Unima dengan politik praktis.

“Ini pelanggaran serius dan tidak sesuai Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Kampanye politik di kampus juga melanggar Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. Pelanggaran-pelanggaran ini harus diusut tuntas!,” cetus salah satu mahasiswa yang ikut demo.

Kesempatan itu juga pendemo membagikan selebaran yang isinya antaranya soal penegasan Menristekdikti RI Mohammad Nasir yang menegaskan, Perguruan Tinggi (PT) tidak diperbolehkan menjadi tempat kampanye Caleg dan Pilpres.

Tercatat ada 4 poin khusus yang dituntut KBM Unima atas dugaan pengotoran Kampus Unima dari politik praktis, yakni:

  1. Meminta pertanggungjawaban pihak Rektorat Unima dan panitia penyelenggara pembekalan KKN atas kasus tersebut.
  2. Mengusut tuntas pelanggaran Kampanye Pemilu di Unima sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
  3. Hentikan memanfaatkan mahasiswa serta memanfaatkan fasilitas kampus untuk tujuan politik praktis.
  4. Kembalikan netralitas dan independensi Kampus Unima yang telah dicemarkan aktivitas politik.

Sementara Felly sendiri lewat penjelasan persnya mengurai ihwal keberadaan pulpen berisi duit serta jam dinding yang dibagikan kepada para mahasiswa Unima calon peserta KKN. Dia menduga ada pihak di balik dari mencuatnya kasus yang bakal menjerat dirinya.

Terkait kasus dugaan Partai Nasdem menggunakan Kampus Unima sebagai wahana kampanye politiknya, mendapat kecaman aktivis Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara (LPPNRI), Darwis Saselah.

“Bawaslu mutlak harus usut tuntas ini. Kalau bukti kuat, kami meminta Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi mencopot Rektor Unima. Panitia pelaksana juga harus bertanggungjawab. Sebab kampus tidak diperbolehkan ada aktivitas politik praktis,” tandas Saselah.

Lanjut dikatakan, begitu juga dengan politisi Partai Nasdem Felly Esterlita Runtuwene patut dikenai sanksi copot dari pencalonan.

“Untuk pembelajaran politik kepada semua pihak, Bawaslu harus ambil tindakan tegas hingga pencopotan pencalonan oknum politisi Partai Nasdem itu,” pungkasnya.(arya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *