‘Booming’ Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulut

MANADO, mejahijau.com – Pembinaan generasi muda seyogyanya selaras dengan pembinaan olahraga. Untuk mencetak bibit-bibit olahraga berprestasi, itu tidak dapat ditemukan di kalangan usia 40 tahun ke atas kecuali di kalangan pemuda sebagai generasi penerus bangsa.

Hal itu diungkapkan pengamat olahraga dan kepemudaan Sulawesi Utara (Sulut), Rimata Narande kepada sejumlah wartawan di Manado, Senin (03/11/2018).

“Pembinaan pemuda harus beriringan dengan pembinaan olahraga. Untuk itu, instansi terkait yakni Dinas Pemuda dan Olahraga membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kepedulian terhadap dua bidang yang memiliki keterkaitan erat ini,” ungkap mantan Ketua Umum Percasi Manado ini.

Menurut Pemegang Sertifikat Pelatih Nasional Catur ini, tahun depan (2019), bangsa Indonesia akan menggelar Pemilu 17 April. Peran serta generasi muda menjadi salah satu penentu nasib bangsa melalui partisipasi politiknya pada bilik-bilik suara.

“Olehnya, membina para pemuda jangan sepotong-sepotong. Pembinaan harus dilakukan terintegrasi di semua aktivitas pemuda dan kepemudaan beserta olahraganya,” tandas Rimata.

Mantan gelandang terbaik klub sepakbola PS Beringin Utara ini mengatakan, Sulut memiliki potensi luar biasa dalam bidang olahraga. Hanya saja pembinaan olahraga belum dilakukan secara profesional dibanding dengan daerah lain.

Dia juga menanggapi soal sinyalemen bergulirnya sejumlah nama yang berpeluang memimpin Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).

Di Pemprov Sulut selain Kepala Biro Perlengkapan Jemmy Ringkuangan ada juga birokrat handal Kepala Biro Umum dan Protokoler Clay Dondokambey. Dua birokrat tumpuan masa depan Pemprov Sulut ini menguat untuk menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulut.

“Keduanya memiliki kemampuan di atas rata-rata. Jadi tidak ada yang ragu kalau salah satunya menjabat Kadis Pora yang menjadi harapan kita untuk memajukan olahraga dan kepemudaan. Dua figur ini disenangi memanejerial olahraga dan kepemudaan daerah ini,” pungkasnya.

Sementara itu, sederet infrastruktur olahraga mendapat sorotan tajam dari berbagai kalangan. Mulai dari proyek tidak beres arena tenis lapangan di samping Gedung Pingkan Matindas. Kemudian status stadion Klabat, fasilitas GOR Arie Lasut di Mapanget, lintasan Kolam Renang, dan infrastruktur lainnya.

Pantauan mejahijau.com di kolam renang Ranowangko Sario manado, kondisinya benar-benar sangat memprihatinkan. Padahal aset Pemprov Sulut ini menjadi tumpuan untuk menempah atlit-atlit renang daerah ini.

Sejak tahun 2013 silam, mesin filter air kolam renang dalam kondisi rusak. Hingga kini air kolam renang tak pernah disaring. Lucunya lagi sumber air kolam renang terinformasi antara lain berharap dari air hujan.

Untuk itu, guna menetralisir persoalan-persoalan olahraga kedepan, dibutuhkan figur pemimpin yang mampu menjawab semua persoalan-persoalan olahraga.

Sinyalemen reshuffle cabinet ODSK dalam waktu dekat, dua sosok birokrat muda potensial Clay Dondokambey dan Jemmy Ringkuangan mengemuka.

Faktualnya dua sosok ini, selain consern memiliki kepekaan pada bidang olahraga, keduanya mampu beradaptasi dengan kaum milenial se Sulawesi Utara.(arya/vanny)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *