Pesona Teluk Patipi, Paduan antara Alam dengan Keharmonisan Beragama

SORONG, mejahijau.com – Namanya Teluk Patipi, sebuah distrik di sebelah barat laut dari Kabupaten Fakfak. Untuk mencapainya dari ibukota kabupaten, masyarakat lokal maupun pendatang seperti wisatawan hanya punya satu pilihan, yakni akses transportasi jalur laut.

Di teluk ini terdapat beberapa kampung warga antara lain Kampung Werfra, Kampung Tanehamur, Kampung Degen, Kampung Sum, Kampung Patipi Pulau dan masih banyak lagi kampung-kampung kecil lainnya di sepanjang teluk itu.

Distrik Teluk Patipi sangat unik karena terdiri dari beberapa teluk, baik teluk yang besar maupun teluk-teluk kecil. Potensi wisata bahari di tempat ini juga sangat baik meski sebenarnya hal tersebut belum banyak membantu perekonomian masyarakat disana.

Ini semua karena akses menuju Teluk Patipi membutuhkan biaya sewa kapal yang lumayan mahal. Namun tenang, para wisatawan yang pergi ke Teluk Patipi dapat menjumpai ikan lumba-lumba yang secara rutin masuk ke sudut-sudut teluk di sore hari.

Wisata mancing di laut lepas dengan pemandangan eksotis pulau-pulau kecil di sekitar teluk dapat memanjakan siapa saja yang berkunjung kesana.

 

Harmonisme Umat Beragama di Teluk Patipi

Di Teluk Patipi agama mayoritas masyarakatnya adalah muslim. Ini juga berlaku di seluruh wilayah Kabupaten Fakfak dan beberapa wilayah di Papua Barat.

Meski begitu, masyarakat umat Kristen dan Katholik juga ada yang hidup berdampingan dengan umat Muslim di sepanjang Teluk Patipi.

Seperti slogan Satu Tungku Tiga Batu yang lahir di Fakfak, kehidupan masyarakat di Teluk Patipi penuh dengan rasa hormat di antara sesama umat beragama. Mereka tak segan untuk saling menjaga, saling bantu bahkan untuk urusan pembangunan rumah ibadah sekalipun, mereka mengerjakannya bersama.

Ketika hari besar keagamaan tiba, mereka akan saling mengunjungi rumah satu sama lain. Umat Kristen dan Katholik akan mendatangi rumah Umat Muslim di saat Hari Lebaran, begitu pun sebaliknya ketika Natal.

Keindahan alam dan harmonisasi umat beragama memang ada disana. Ya, keduanya bersatu di Teluk Patipi.(harry kaway)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *