Desak Komisioner KPU Diganti, Demo Damai Pilkada Talaud ‘Memakan’ Korban

MELONGUANE, mejahijau.com – Aksi demo, Selasa (3/7/2018), oleh Aliansi Masyarakat Peduli Pilkada Talaud di Kantor KPU Talaud berujung rusuh dengan aparat. Sejumlah pendemo mirisnya menjadi korban.

Para korban bersimbah darah diduga akibat kena tembakan dari aparat kepolisian. Tak hanya itu, massa pendemo juga merasakan pukulan dengan benda keras dari oknum kepolisian yang sedang menjaga keamanan.

Awalnya situasi demo berlangsung kondusif. Massa pendemo hanya menuntut keadilan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Talaud atas dugaan kecurangan proses pemungutan suara 27 Juni lalu.

Dugaan kecurangan yang terjadi antaranya; Penggunaan surat keterangan tidak ditunjukan pada saksi, Pengguna KTP tidak diverifikasi dengan jelas domisilinya, surat suara melebihi syarat dan ketentuan, semua TPS ditemukan pemilih pindahan, surat suara yang dicoblos melebihi daftar hadir pencoblos, daftar hadir ditandatangani KPPS padahal pemilihnya tidak datang, ditemukannya pemilih yang sudah meninggal dunia, adanya perintah Ketua KPUD yang bertentangan dengan undang-undang serta terindikasi memihak salah satu paslon.

Pilkada
Seorang arga pendemo yang menyalurkan aspirasinya menjadi korban.

“Pertama, suket (surat keterangan) nya fiktif. Indikasinya kebanyakan fotocopy dan tidak asli. Kedua, daftar hadir terjadi pengelembungan suara yang menambah jumlah kertas suara tidak terpakai sesuai daftar hadir pemilih. Ketiga, semua KTP dan suket pengguna surat suara dalam DPPH dan DPTB tidak diperlihatkan kepada saksi. Keempat, penambahan pemilih tambahan 17 persen, sudah tak masuk akal. Kelima, ketidaknetralan dalam hal ini KPUD dari tingkat pimpinan sampai KPPS,” ujar Welkinton Tito Tatoda, salah satu orator pendemo.

Mereka mendesak Ketua KPU Velma Sumee beserta para komisioner untuk keluar mendengarkan aspirasi mereka.

Situasi mulai panas ketika Velma Sumee mengindakan permintaan massa. Namun massa tak puas dengan klarifikasi dari istri Mantan Ketua KPU Talaud Jekmon Amisi ini.

Klarifikasi Velma Sumee sontak memancing comoh para pendemo karena dinilai cukup arogan. Merasa dicemooh, Sumee-pun langsung meninggalkan lokasi. Usai ditinggal Ketua KPU Talaud, massa pun bersabar dan meminta delegasi dari pihak kepolisian sembari memfasilitasi kembali pertemuan dengan Ketua KPU yang terlanjur meninggalkan massa saat sedang dialog.

Setelah lama menunggu tanpa pelayanan, massa pun bergerak. Mereka coba menerobos kawat duri meski pengamanan yang dikawal ketat.

Saling dorong-pun dengan aparat kepolisian tak terhindarkan. Massa berhasil membuka ruang untuk masuk. Di situlah tindakan anarkis oknum-oknum polisi tersaji.

pilkada
Bersitegang antara aparat kepolisian dengan para demonstran.

Sambil menyiram air dengan water canon, tembakan dengan peluruh karet ‘membabi-buta’. Terhitung sedikitnya empat korban dilarikan ke RSUD Mala. Korban masing-masing Andre Siging (warga Rusoh, Kecamatan Beo Selatan), Ernes Tatangin (warga Bitunuris, Kecamatan Salibabu dan Stevan Mitusala.

Kerusuhan nyaris tak terhenti. Massa yang sakit hati membalas dengan lempatan batu. Massa akhirnya berhasil dibubarkan dengan kehadiran personil TNI-AD.

“Sangat disayangkan. Senjata dibeli dengan uang rakyat, digunakan untuk menyakiti rakyat,” teriak salah seorang demonstran.

Kapolres Talaud, AKBP M Denny Situmorang saat dikonfirmasi apakah tindakan aparat kepolisian sudah sesuai protap, enggan berkomentar lebih. “No comment. Nanti ya,” singkat Situmorang saat meninjau warga yang menjadi korban di RSUD Mala.(andi pusut)

BERITA TERKAIT:

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *